Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

14 Hari Bersama Buruh KIBA Melakukan Blokade. FMN Bulukumba : Gerakan Mahasiswa Harus Bertalian Erat Dengan Gerakan Buruh !

Gambar : FMN Bulukumba saat aksi bersama buruh KIBA di depan kantor DPRD Bantaeng

Minggu, 27 Juli 2025. Hari ini sudah memasuki hari ke 14 atau 2 Minggu buruh kawasan industri Bantaeng (KIBA) melakukan aksi blokade di depan gerbang KIBA. Artinya, sudah 2 minggu pula FMN Bulukumba membersamai buruh KIBA di tenda pendudukan. Selama 14 hari ini telah begitu banyak hal yang terjadi mulai dari aksi blokade, perundingan, intimidasi dari kelompok yang membawa senjata tajam, hingga upaya pembubaran paksa dengan memobilisasi puluhan aparat kepolisian hingga TNI.

 

Ini adalah bentuk dukungan dari FMN Bulukumba kepada buruh KIBA yang saat ini menuntut hak-hak mereka yang dirampas oleh PT. Huadi Nickel Alloy. Mereka adalah representasi dari semua buruh yang dipekerjakan oleh PT. Huadi dengan sistem kerja yang jahat. Dimana mereka bekerja 12 jam selama 5 hari dalam 1 minggu atau yang dikenal dengan kerja shift, ada juga yang bekerja selama 10 jam selama 1 minggu penuh tanpa libur atau yang dikenal dengan kerja regular. PT. Huadi menerapkan sistem kerja tersebut kepada semua buruhnya, parahnya mereka dipekerjakan lebih dari aturan jam normal 7 atau 8 jam per hari tanpa dihitung sebagai kerja lembur. Artinya, ada hak upah lembur buruh yang tidak diberikan perusahaan kepada buruhnya sejak dulu.

 

Belum lagi kebijakan lain seperti badai PHK buruh sejak Desember 2024. Dimana hingga Mei 2025 tercatat ada 81 buruh yang di PHK tanpa diberikan hak pesangon. Pada 25 Juni 2025, PT. Huadi kembali mengumumkan akan mengeluarkan kebijakan baru yaitu merumahkan 950 buruh. Ternyata, kebijakan ini ternyata tidak diatur dalam regulasi ketenagakerjaan manapun. Parahnya lagi, kebijakan ini lahir bukan melalui perundingan dengan buruh maupun serikat buruh, melainkan hanya disosialisasikan perusahaan kepada para leader dan tanpa dokumen administratif seperti surat, dsb.

 

Masalah-masalah diatas adalah sebagian masalah yang memaksa buruh KIBA yang terhimpun dalam Serikat Buruh Pertambangan & Energi (SBIPE) KIBA untuk melakukan pemblokadean atas rencana ekspor terakhir feronikel milik PT. Huadi. Mereka menahan ekspor tersebut karena disitu ada keringat buruh yang dihisap perusahaan yang nantinya setelah terkirim akan menjadi pundi-pundi keuntungan pengusaha sedang buruh yang selama ini bekerja keras tidak diberikan haknya. Mereka bersepakat akan menghalangi rencana ekspor feronikel sebelum perusahaan memenuhi hak-hak buruhnya.

 

Awal, Koordinator FMN Bulukumba menyatakan dukungan mereka kepada buruh KIBA yang sampai saat ini masih teguh dalam memperjuangkan hak-haknya.

 

“Bagi FMN Bulukumba, kedudukan klas buruh adalah klas yang memiliki pekerjaan yang mulia. Karena dari keringat dan tangan-tangan buruhlah tercipta rajutan harapan yang dapat membawa rakyat termasuk Pemuda Mahasiswa menuju hari depan yang lebih baik. Mereka seharusnya mendapatkan hak mereka atas dedikasinya. Namun, dibawah sistem Setengah jajahan dan setengah feodal yang terus melanggengkan politik upah murah tidak akan pernah memberikan jalan keluar atas kepastian kerja bagi buruh, upah yang layak serta lingkungan kerja yang aman. Hubungan kerja yang berlangsung adalah hubungan kerja yang menindas dan menghisap buruh hanya untuk kepentingan akumulasi keuntungan belipat ganda yang didapatkan dari memeras keringat buruh.” Tegas Awal.

 

Awal juga menegaskan bahwa gerakan mahasiswa haruslah bertalian erat dengan gerakan rakyat terkhususnya gerakan buruh.

 

“Perjuangan pemuda mahasiswa harus bertalian erat dengan perjuangan buruh di pabrik-pabrik. Kenapa demikian?, sebab pemuda mahasiswa adalah calon tenaga produktif yang siap Mengabdikan ilmu pengetahuannya untuk ikut serta dalam kerja-kerja produktif di tengah-tengah rakyat. Tingginya angka pengangguran  dan minimnya lapangan pekerjaan memberikan keleluasaan bagi pengusaha untuk melakukan skema pemutusan hubungan kerja sepihak karena deretan antrian tenaga kerja yang siap bekerja berjumlah besar. Sehingga pemuda mahasiswa yang mengambil barisan berdiri dan berjuang di barisan klas buruh telah dan sedang memperjuangkan hari depannya.” Tambahnya.

 

Pada malah ke 13, FMN Bulukumba berkolaborasi dengan SBIPE KIBA membuat suatu pentas rakyat yang bertajuk “satu malam bersama Klas buruh”. Dalam pentas tersebut ada beberapa penampilan seperti menyanyi, musikalisasi puisi, orasi politik, pesan solidaritas, pemutaran dokumenter perjuangan buruh KIBA, dan masih banyak lainnya.

 

“Pentas  satu malam bersama klas buruh adalah suatu bentuk bagaimana seni atau kebudayaan seharusnya menjadi alat pemersatu serta menjadi penguat tersendiri bagi buruh KIBA untuk terus berjuang.” Jelas Awal.

Posting Komentar untuk "14 Hari Bersama Buruh KIBA Melakukan Blokade. FMN Bulukumba : Gerakan Mahasiswa Harus Bertalian Erat Dengan Gerakan Buruh !"