SK Pembekuan BEM FISIP UNAIR Setelah Pasang Karangan Bunga Bernada Satire Resmi dicabut !
Dunia akademik kembali ditutupi kabut tebal yang mensyaratkan ruang demokrasi di dalam kampus semakin diberangus. Setelah di Makassar sebanyak 31 mahasiswa UIN Alauddin Makassar dikenakan sanksi skorsing pada Juli – Agustus 2024 karena melakukan penolakan atas terbitnya Surat Edaran (SE) no 259 tahun 2024, dimana surat edaran ini dinilai sangat membatasi kebebasan akademik mahasiswa karena mahasiswa harus meminta izin terlebih dahulu di birokrasi sebelum melakukan aksi di dalam kampus. Jumat, 25 Oktober 2024 BEM FISIP UNAIR Surabaya mendapat surat pembekuan setelah BEM FISIP UNAIR membuat dan memajang karangan bunga yang bernada satire untuk Presiden dan Wakil Presiden RI yang baru-baru ini dilantik.
Pembekuan BEM FISIP UNAIR mendapat perhatian public dan sangat ramai dibahas di media online. Begitu banyak dukungan solidaritas yang bermunculan untuk pencabutan SK Pembekuan BEM FISIP UNAIR. Akhirnya, Senin 28 Oktober 2024 dekanat FISIP UNIAR resmi mencabut SK Pembekuan BEM FISIP UNIAR. Meskipun kepengurusan BEM FISIP UNAIR tidak jadi dibekukan, namun pembekuannya diberlakukan untuk 3 pengurus yaitu Presiden dan wakil Presiden serta Menteri Sosial Politik BEM FISIP UNIAR.
“Penggunaan diksi dan kemudian public mengkonstruksi wajah dari FISIP UNAIR, itu saya keberatan. FISIP tidak mendorong mahasiswa menggunakan diksi-diksi yang kasar.tetap dengan koridor ilmiah, dengan data, mahasiswa harus berargumen dengan dilandasi oleh data yang kuat.” Ujar Prof. Bagong dekan FISIP UNAIR.
Presiden BEM FISIP UNAIR Tuffahati Ullayyah tetap akan mengupayakan BEM FISIP UNAIR akan terus berada di koridor dan akan tetap kritis akan perkembangan sosial politik di Indonesia.
“Kedepannya BEM FISIP UNAIR akan tetap kritis, tetap tegas sesuai dengan nilai-nilai akademis.” Tegas Tuffahati.
Berikut kronologi keluarnya SK pembekuan BEM FISIP UNAIR hingga SK tersebut dicabut :
Selasa, 22 Oktober 2024, pukul 15.00
BEM FISIP Unair memasang karangan bunga berukuran besar di Taman Barat FISIP bertuliskan ‘Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi’.
Di bawah tulisan dengan huruf kapital itu, terpasang foto Prabowo-Gibran dan Gibran.
Pada bagian bawah foto Prabowo ditulisi Ketua Tim Mawar. Sementara pada bagian foto Gibran ditulisi Admin Fufufafa. Selain itu, terdapat tulisan ‘Dari: Mulyono (B******n Penghancur Demokrasi)'.
Selasa, 22 Oktober 2024, pukul 18.45
Karangan bunga tersebut ditarik karena hujan. Namun karena karena ditempatkan di lokasi strategis yang banyak dilewati warga kampus, karangan bunga dengan pesan tak biasa itu kemudian viral di platform X dan TikTok.
Kamis, 24 Oktober 2024
Ketua Komisi Etik Fakultas memanggil BEM FISIP Unair untuk meminta klarifikasi terkait kepemilikan karangan bunga tersebut.
Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 09.03
Presiden BEM FISIP Unair bersama wakil dan menteri kajian politik dan kajian strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas.
Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 16.13
BEM FISIP Unair mendapat surat elektronik yang dikirim oleh alamat email dekanat berisi surat No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.
Minggu, 27 Oktober 2024
Dekan FISIP Unair, Prof. Bagong Suyanto, mengatakan bakal menggelar pertemuan dengan BEM FISIP Unair terkait karangan bunga tersebut pada Senin, 28 Oktober 2024.
Minggu, 27 Oktober 2024 malam
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro telah meminta rektor Unair membatalkan pembekuan BEM FISIP Unair.
Senin, 28 Oktober 2024
Dekanat FISIP Unair secara resmi mencabut surat pembekuan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP.
Kaukus Indonesia Untuk Kebebasan Akademik (KIKA) dalam publikasinya terkait masa depan kebebasan akademik di Indonesia dibawah kepemimpinan Prabowo – Gibran menyatakan bahwa penting untuk kita selalu mengawasi terkait kondisi kebebasan akademik di masa transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo.
“Keberpihakan dan kepemimpinan politik kebebasan akademik, perlu diuji sejauh mana arah perlindungan kebebasan akademik bagi kampus. Menguatnya kultur militerisme, ditandai dengan sikap anti-kritik, moderasi sikap dengan standar ‘demokrasi santun’, termasuk pembekuan organisasi akademik di kampus (respon atas pernyataan satire BEM Fisip Unair), maupun pelemahan kelembagaan riset di institusi BRIN. Bahkan, di masa Pemilu, terjadi pembungkaman terhadap suara dan ekspresi kritik dalam pelantikan Pilpres 2024.” Tulis KIKA dalam publikasinya.
Katua pusat FMN L. Muh. Rizaldi atau yang kerap disapa Tera menyikapi beberapa insiden pemberangusan ruang demokrasi yang kerap muncul belakangan ini.
“Terpilihnya Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden yang tunduk kepada Imperialisme hari ini telah menunjukkan taring fasisme-nya walau belum 1 bulan masa kepemimpinan. Seluruh teror dan ketakutan terselubung dirawat oleh rezim mereka agar dapat menekan intensitas gerakan massa, utamanya kebebasan akademik mahasiswa. Tindakan pembekuan BEM UNAIR tentunya tidak terlepas dari upaya rezim reaksioner Prabowo-Gibran untuk menutup aib mereka. secara mendasar, BEM merupakan bangunan politik kampus yang tunduk terhadap UUD 1945 dan Pancasila, bukan terhadap Prabowo-Gibran. Respon rekan-rekan BEM UNAIR yang menolak terpilihnya Prabowo-Gibran sebagai paket pemimpin fasis yang baru menunjukkan sikap yang progresif dan militan untuk melawan musuh rakyat. Olehnya, tindakan ini harus dicontoh oleh seluruh gerakan massa demokratis utamanya pemuda mahasiswa yang berjuang di kampus-kampus.” Tegas Tera.
Posting Komentar untuk "SK Pembekuan BEM FISIP UNAIR Setelah Pasang Karangan Bunga Bernada Satire Resmi dicabut !"