Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyongsong Hari HAM 2024, FMN UMB Adakan Nobar !


Front Mahasiswa Nasional Universitas Muhammadiah Bulukumba (FMN UMB) melaksanakan kegiatan nonton bareng (nobar) di secretariat AGRA Bulukumba. Agenda nobar ini merupakan salah satu rangkaian menuju hari HAM 2024. Adapun film yang mereka tonton adalah film “1987, When The Day Comes.”. Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 20.00 wita dihadiri oleh 22 orang yang antusias menonton film tersebut. Selain FMN UMB, kegiatan ini juga melibatkan IMM Pikom Djazman Alkindi, IMJ Teknik PWK, Komunitas Ikhwah Pecinta Alam, AGRA Bulukumba dan massa mahasiswa lainnya.

 

Selain sebagai rangkaian menuju hari HAM di Bulukumba, kegiatan ini juga menjadi rangkaian kegiatan FMN secara nasional yang akan menyelenggarakan Festival HAM. Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan ini adalah sebagai ruang belajar dan diskusi bersama bagaimana situasi pelanggaran dan penegakan HAM di Indonesia, terkhusus di kab. Bulukumba.

 

“Dari film tadi, kita bisa sama-sama belajar dari pengalaman maju rakyat korea selatan tahun 1987 yang melawan rezim militer demi terwujudnya demokrasi sejati dan penegakan HAM. Kemudian kita bisa lanjut melihat bagaimana kondisi dan situasi pelanggaran dan penegakan HAM yang terjadi di Indonesia.” Jelas Egil ketua FMN Ranting UMB.

 

Rudi Tahas ketua AGRA Bulukumba yang juga hadir dalam agenda nobar tersebut mengapresiasi agenda nobar yang diselenggarakan oleh FMN UMB. Dia juga menyampaikan bahwa sangat jarang ditemukan organisasi mahasiswa di Bulukumba yang menyelenggarakan kegiatan seperti ini.

 

“Film yang baru-baru kita saksikan merupakan kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 1987 mirip dengan peristiwa reformasi tahun 1997-1998 di Indonesia yang juga melawan kediktatoran rezim militer pada saat itu. Tahun 1987 terjadi di korea selatan dan sepuluh tahun setelahnya juga terjadi di indonesia. Jarang sekali organisasi Mahasiswa khususnya di daerah bulukumba yang melaksanakan agenda momentum HAM. Kedepan penting untuk terus mengkonsolidasikan gerakan rakyat diberbagai sector di Bulukumba agar bisa lebih peka terhadap peristiwa pelanggaran HAM di Bulukumba.” Jelas Bung Njet sapaan akrabnya.

 

Indah juga menambahkan bahwa pelanggaran HAM tidak hanya terjadi ketika ada yang terbunuh.

 

“Kalau kita menyaksikan film yang telah ditonton berbagai sektor bersatu merebut demokrasi sejati rakyat. Perlu kita pahami bahwa pelanggaran HAM bukan hanya terkait adanya tindakan pembunuhan melainkan juga terkait dengan akses pendidikan dan lapangan pekerjaan, negara harus melindungi dan memenuhi agar seluruh warga negara dapat mengakses pendidikan dan pekerjaan. Selain itu, peristiwa perampasan tanah juga merupakan bagian dari pelanggaran HAM.” Tegas Indah.

 

Bung Njet membenarkan penyampaian Indah dan kemudian menyampaikan beberapa kasus yang terjadi di Bulukumba.

 

“Iya itu juga bagian dari pelanggaran HAM yang juga sering terjadi di indonesia, Kabupaten Bulukumba misalnya yang memiliki sejarah panjang pelanggaran HAM yang dilakukan oleh PT Lonsum merampas tanah masyarakat, kemudian ada TAHURA dan pantai merpati itu semua adalah rangkaian pelanggaran HAM yang terjadi di Bulukumba.” Tambahnya.

 

Faiz juga merespon dan memberikan pandangannya terkait situasi di dalam dunia pendidikan yang dia lihat.

 

“Lewat film tadi saya lebih tertarik untuk membahas terkait pendidikan bahwa situasi pendidikan hari ini justru kampus-kampus lah yang melakukan penekanan terhadap hak kita sebagai warga negara untuk menyampaikan aspirasi, ancaman sering kita dapati ketika melakukan protes terhadap kampus.” Jelas Faiz dengan penuh semangat.

 

Di akhir kegiatan, Egil menyampaikan kesimpulan dan pangan FMN UMB mengenai film dan beberapa kejadian yang terjadi di Indonesia.

 

“film tersebut memberikan kita pelajaran berharga bahwa hanya persatuan rakyat tertindas dan terhisap lah yang dapat mewujudkan keadilan dan demokrasi sejati bagi rakyat. Perubahan adalah karya berjuta-juta massa bukan hanya sektor mahasiswa melainkan aliansi besar di bawah kepemimpinan klas buruh dan kaum tani. Dibawah pemerintahan yang baru yaitu rezim Prabowo – Gibran, kita sama sekali tidak melihat adanya perbaikan taraf hidup rakyat. Penghisapan dan penindasan malah semakin nyata, pelibatan aparat kepolisian yang semakin bar-bar memberikan peringatan kepada kita bahwa kedepan fasisme akan semakin kuat. Artinya persatuan rakyat diberbagai sector juga harus dibangun dan diperkuat.” Tegas Egil.

Posting Komentar untuk "Menyongsong Hari HAM 2024, FMN UMB Adakan Nobar !"