“SI ORANGE SEMAKIN JAHIL"
DIALEKTIKA MASSA-” Kampus hari ini, mahal, menindas,
dan hilang nya demokrasi dalam kampus.Tersuir ditelinga mahasiswa mengapa
pendididkan mahal? Lantas kuliah ko mahal? Hari ini menjadi dorongan tersendiri
bagi PANJI MULKILAH AHMAD untuk menulis buku berjudul KULIAH KOK MAHAL?.Dalam
karangannya jelas menggambarkan tentang
skema Pendidikan yang diperdagangkan, dengan kata lain watak Pendidikan meraup
keuntungan yang sebesar-besarnya dari mahasiswa maupun orang tua mahasiswa.
Saya Pikir wacana Pendidikan mahal dikarenakan
kemampuan ekonomi Masyarakat tak sebanding
dengan apa yang menjadi patokan harga pembayaran. Tentunya juga sangat lantang
yang disampaikan pimpinan FMN Ranting UNM muhamad umar, menggambarkan kondisi Pendidikan yang jauh kata Ilmiah, Demokratis, dan Mengabdi kepada rakyat dikarenakan masih adanya penyakit mengerikan yang terus menggerogoti
dan menginjak-injak deklarasi universal hak asasi manusia di beberapa sektor,
termasuk Pendidikan secara regional nasional dan internasional maka tugas kita
untuk membangkitkan kesadaran Mahasiswa untuk berjuang Bersama.
Berbagai mahasiswa yang tergabung
dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) Mengalami Tindakan
fasisme yang dilakukan kurang baik dari Rektorat saat menyampaikan aspirasi.
Aksi yang terjadi di Lantai 3 Menara Pinisi UNM, pada Senin (8/7/2024), terekam
dalam video dan viral di media sosial.
“Sebenarnya kami (dari Aliansi
Mahasiswa UNM) ingin membicarakan lima hal ke Rektor. Soal kewajiban beli
almamater, kewajiban kursus mahir dasar (KMD ) Pramuka di PGSD UNM, SK
Peninjauan UKT yang belum terbit, iuran pengembangan institusi (IPI), dan
website pendaftaran ulang maba (mahasiswa baru) yang error,” ucap Dirga,
mahasiswa yang tampak dibentak dan didorong oleh beberapa orang dalam video
tersebut, Selasa (9/7/2024) malam.
Dirga menceritakan kronologinya
dari awal. Ia menjelaskan bahwa pihaknya tak bermaksud mengganggu dan berlaku
tidak baik ke Rektorat. Mereka hanya ingin meminta kesediaan Rektor UNM Karta
Jayadi untuk berdialog.
“Awalnya kami sudah naik ke
kantornya (Rektor) di lantai 7, akan tetapi dia tidak ada di sana. Saat
bertanya ke stafsus (Staf Khusus) Rektor, mereka menyampaikan kalau Rektor lagi
ada acara di lantai 3. Karena sudah lama menunggu dan tidak ada kepastian,
makanya kami langsung turun untuk menunggu di lantai 3,” tambah mahasiswa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini.
Mereka, lanjut Dirga, tiba dan
menunggu di depan Ruang Keuangan lantai 3. Dirga mengaku tidak mengetahui kalau
acara di dalam Ruang Keuangan tersebut dalam rangka memperingati hari ulang
tahun Rektor UNM.
“Saat Rektor keluar ruangan, ia
sempat menyinggung-nyinggung soal aspirasi mahasiswa. Saat saya meminta izin
berbicara, dia (Rektor) langsung menuduh saya soal video aspirasi mahasiswa
yang sebelumnya juga sempat viral di UNM. Namun setelah itu, dialog berjalan
lancar namun kami tidak selesai-selesai menyampaikan aspirasi karena selalu
dipotong saat berbicara,” jelas Dirga.
Dirga mengaku bingung mengapa
keadaan tiba-tiba memanas padahal pihaknya berbicara dengan sopan dan tidak
menggunakan emosi. Rektor, tambah Dirga, meminta untuk memperlihatkan korban
yang keberatan soal kewajiban beli almamater. Mereka lalu bergeser ke dekat
tangga untuk menemui korban dan diperhadapkan ke Rektor.
“Di situ saya hendak memberikan
hasil kajian soal kewajiban KMD di Jurusan PGSD, akan tetapi ditolak. Rektor
beralasan hanya menerima dokumen yang berisi nama-nama orang (terdampak dan
keberatan),” kata Dirga.
Saat inilah Dirga dibentak dengan
berbagai perkataan, misal “calo’”, “provokator”, dan “ada Lembaga Kemahasiswaan
(LK) kalau mau sampaikan (aspirasi)”. Dirga juga didorong oleh beberapa orang
saat sedang dituduh dengan berbagai hal tadi.
“Mereka tidak percaya kalau saya
mahasiswa, jadi Rektor minta KTM (Kartu Tanda Mahasiswa). Saya perlihatkan lah
KTM lalu ditanya ‘dari jurusan mana?’ Setelah menjawab ‘PGSD’, barulah kejadian
seperti dalam video yang beredar terjadi,” pungkasnya.
Sebelum memberikan KTM, Rektor
sempat menerima dokumen yang hendak diberikan Dirga di awal. Saat Dirga dipaksa
pulang, beberapa temannya yang lain dibawa ke Ruang Rektor untuk dimintai
keterangan lebih lanjut.
“Jujur saya bingung mengapa kami
diperlakukan seperti itu. Padahal kami hanya menyampaikan beberapa hal secara
baik-baik ke Pak Rektor,” ucap Dirga pria asal mangkasara itu.
Ia berharap berbagai masalah yang
disampaikan dapat ditindak lanjut oleh Rektor. Selain itu, Dirga menyebut bahwa
Aliansi Mahasiswa UNM akan tetap menindaklanjuti semua aspirasi mahasiswa.
Penulis
(SARVIN PIMPINAN FMN UNM )
Posting Komentar untuk "“SI ORANGE SEMAKIN JAHIL""