Sambut May Day & Hardiknas 2025, BEM FIP UNM Adakan Diskusi Publik dan Panggung Bebas Ekspresi.
Rabu, 30 April 2025. Semangat menyambut hari besar bagi buruh 1 May dan hari pendidikan nasional (hardiknas) 2 May terlihat di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Tidung tepatnya di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIP UNM menyalurkan semangat itu melalui kegiatan diskusi publik dan juga panggung bebas ekspresi.
Kegiatan yang mengangkat tema “Studen Loan : Studi atau Ilusi ?” diawali dengan diskusi publik yang dimulai sekitar pukul 16.00 wita. Diskusi tersebut diikuti sekitar 50 peserta yang didominasi oleh mahasiswa FIP UNM. Bukan hanya pengurus lembaga kemahasiswaan (LK), diskusi juga dihadiri oleh mahasiswa yang tidak masuk dalam struktur pengurus LK. Artinya, semangat menyambut may day dan hardiknas tidak hanya dimiliki oleh jajaran pengurus LK, namun mahasiswa secara luas.
Diskusi dijalankan dengan metode sharing. Dimulai dengan menyampaikan sikap dan pandangan dari masing-masing perwakilan LK. Setelah itu, kesempatan bicara dibuka lebih luas kepada seluruh peserta diskusi. Diskusi berjalan cukup interaktif setelah melihat antusiasme peserta diskusi dalam bertanya maupun menyampaikan pendapatnya.
Muhammad Tamrin, Menteri Sosial dan Politik BEM FIP UNM menyampaikan bagaimana dia memaknai May Day dan Hardiknas.
“Mayday menurut saya adalah mercusuar peringatan tanda bahaya karena ada penindasan di dalamnya. Momen hari buruh setiap tanggal 1 ketika kaum buruh masih ada dijalan teriak menuntut hak mereka berarti masih ada penindasan tentu dalam hal negara harus hadir menjamin hak-hak kaum buruh tersebut. Selanjutnya tentang hardiknas, setiap momen hardiknas kaum pelajar di negeri ini selalu turun ke jalan menenteng spanduk yang bertuliskan wujudkan pendidikan gratis dan ciptakan lingkungan kampus yang aman dari kekerasan seksual. Ini adalah masalah fundamental yang harus diselesaikan Negara.” Jelas Thamrin.
Muhammad Yaras, dari Himatep FIP UNM menyampaikan bagaimana skema student loan sebenarnya tidak menjadi solusi bagi mahasiswa.
“Student loan bukan sekadar urusan finansial, tetapi cerminan dari sistem pendidikan dan keadilan sosial yang kita jalani hari ini. Di satu sisi, ia membuka akses pendidikan tinggi bagi mereka yang kurang mampu. Namun disisi lain, ia bisa menjadi beban jangka panjang yang membayangi masa depan generasi muda. Diskusi ini bukan hanya soal angka dan kebijakan, tapi soal harapan, pilihan, dan tanggung jawab negara terhadap masa depan rakyatnya. Kita di sini bukan untuk menyalahkan, tapi untuk memahami, mengkritisi, dan mencari solusi.” Tutur Yaras.
Fadlul Lailang Ramadhan, dari HMJ PKH FIP UNM juga menyampaikan hal yang sama. Dia juga menyampaikan bahwa diskusi ini sebagai cara mengingatkan kita bahwa pemerintah masih belum menjawab persoalan rakyat.
“Diskusi ini untuk mengingatkan kita semua bahwa pemerintah saat ini alih-alih menjawab permasalahan yang hadir saat ini seperti di sektor buruh dan mahasiswa, malah menghadirkan solusi pinjaman berbunga yang akan dibayarkan setelah lulus, sebuah rantai yang mengikat sebelum kaki dilangkahkan ke dalam dunia kerja. Ini bukan solusi yang memberikan bantuan tapi ini penindasan dan perbudakan gaya baru.” Jelas Fadlul.
Setelah diskusi publik, sekitar pukul 20.00 wita kegiatan dilanjutkan dengan panggung bebas ekspresi. Dalam panggung bebas ekspresi, ditampilkan beberapa penampilan seperti puisi, monolog, orasi, teatrikal, akustik, dll. Kegiatan panggung berjalan dengan meriah, penampilan yang disajikan tidak hanya menghibur, tapi juga memberi pesan yang cukup dalam serta berisi ajakan untuk bangkit memperjuangkan hak-hak kita bersama.
Nur Intan, Presiden BEM FIP UNM menyampaikan menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan hari ini adalah wadah untuk mengkonsolidasikan mahasiswa serta metode untuk menghidupkan ruang-ruang ilmiah di dalam kampus.
“Kegiatan ini kami selenggarakan untuk menghidupkan kembali ruang diskusi dan seni di kampus bukan hanya sebagai bentuk ekspresi, tapi juga sebagai upaya konsolidasi dan penjaringan massa dengan cara yang lebih fun dan fleksibel menjelang Mayday dan Hardiknas.Harapannya, ini bisa jadi titik kumpul gagasan, suara, dan solidaritas mahasiswa dalam merespons isu-isu pendidikan, ketenagakerjaan terutama buruh.” Jelas Intan.
Posting Komentar untuk "Sambut May Day & Hardiknas 2025, BEM FIP UNM Adakan Diskusi Publik dan Panggung Bebas Ekspresi."